Monthly Archives: April 2020
Malam yang kedua
Malam yang pertama
25April2020
Latihan tidur
Bergerak tidak bergerak Melayang tidak terbayang Rebah tidak rebah Berpeluk tidak pekat Aku melayang setidur-tidurnya. 15April2020
Mengunyahmu dalam rindu
Sungguh, apa yang lebih nikmat selain mengunyah kamu dalam rindu yang terhambat? Kini, nafasku terasa penuh ke semua ruang tubuh. 15April2020
Kita beli rumah, nanti.
Tapi, kemudian tak bisa kita wujudkan karena ada perpisahan yang terjadi. Tapi, aku akan menjadikannya ada suatu ketika nanti.Tapi, semampu aku mengarang dan menggambarnya. Kita beli rumah itu. Ni Made Wawia12April2020
Mata tengah malam
Bahwa yang bersangkutan tidak menjawab pertanyaan sang penanya kelam. Dia bungkam. Melawan tanpa suara. Dia memandang dengan menerima terjang tendang. Aduh! Tak lama, nafasnya hilang. Muncul sengal. Lantas tuntas. Sungguh tak ada benderang. Hingga sekarang. Tertanam disaksikan gelap. Lenyap! 9April2020
Saat aku menjadi dia
Saat aku menjadi dia, ada sepuluh karunia yang selalu lekat di tanganku. Timbul tenggelam rasa suka yang meletup. Seluruh langit Tuhan lantas memenuhi aliran darah dan nafasku. Bunga-bunga cinta berwarna hijau tumbuh rindang. Terbersit takut, aku tak bisa memetiknya lagi. Tak bisa menggenggamnya lagi. Saat aku menjadi dia, lantunan doa ku sungguh riang. Meski akuContinue reading “Saat aku menjadi dia”
Sakit, sungguh!
Di hari yang sakit ini, aku tak ingat ada tubuh bernama perempuan Atau tubuh mungil bernama anak-anak Atau jiwa yang haus kasih bernama ibu Yang aku tahu adalah urat yang berdetak di kepala, tanpa irama tanpa nada, yang melesat kuat menerjang Tuhanku, lebarkan ragaku jika harus menetap Tuhanku, putihkan hatiku jika harus menepi hari ini.Continue reading “Sakit, sungguh!”
Kita yang tak berpisah
Aku memilihmu, karena saat luka yang demikian menganga ini, engkau memeluk kami tanpa henti. Aku punya hanya sebatang pohon sengsara tanpa tiupan angin. Air tak berkenan mengalir, bahkan. Bersamamu, musim serentak menjadi berbunga. Benih lahir dimana-mana menjelma keramaian. Kamu memandangku, kami menerpamu. Penuh. 7April2020
Aku tiup kamu dari malamku
Aku pandang kamu lekat, lalu kamu melompat-lompat Aku bacakan sajak jenaka, kamu makin melompat Aku membuka lebar tanganku, kamu terjang aku, melompat Aku tiup kamu dari malamku dan kamu masih melompat-lompat 4April2020