Dua Ribu Tujuh Belas Mantan

Tiba-tiba di suatu pagi kita bertemu mataharidi pantai. Aku bersama teh hijau,kamu melengkapi diri dengan hangatnya kopiLalu kita bertubruk dalam genangan cerita masa lalu Dua ribu tujuh belas, tahun yang kita paksa tertawakankarena ia menghilang. Dan aku menyelami sunyi“Kamu dimana,” pesanmu bertubi-tubi mampir di layarku Pagi itu menjadi panjang, tapi kita sama-sama tak tenang. Gentar,Continue reading “Dua Ribu Tujuh Belas Mantan”