Menelusuri darah-darahku

Apa ini, yang mengalir dengan kegembiraan dan kadang duka. Bahkan nyeri. Apa ini? Tidak berwarna namun bisa kupandangi dengan jelas. Menelusur ke setiap titik di tubuhku. Tanpa kata namun ia bicara dalam bahasa yang aku pahami dengan jelas. Apa ini? Yang saat kupejamkan mata aku terasa tidak ingin membukanya. 13 Maret 2024_Ni Made Wawia

Aku

Apa yang sudah terjadi hari ini? Ohh,kurangkai mereka dalam kalimatHari ini berawal senyum untuk Tuhan, percakapan kopi,menyapa jalanan,mengagumi tubuh,menjemput angin,menatap piring hidangan,memeluk persinggahan,menyediakan asap,rebah dalam hujan,membuat lembaran kekayaan,terkesima akan lalu lalang perjalanan,menikmati api dapur,meluruhkan keterbatasanku,menjaga kesadaranku,menjadi aku. Ni Made Wawi Adini _ Juli 2023

Puisi yang terjadi begitu saja

Apa ini?Apa yang benar tentangnya? Kamu memboncengku dengan motor itudengan senyum asing, juga tak asingkita terus mencaridalam jarak tertentuerat dalam waktuaku menikmati kamu dari belakangdengan penuh deburan riangbahkan berlebihkarena aku bisa meraihmu eratbercandabercerita negarabercerita harikegembiraan yang tak bisa kita beri nama Aku makin hangat dengan rasa terima kasihmakin ingin sujudyang dalam,ingin kuselipkan lagipuja pujiku untukContinue reading “Puisi yang terjadi begitu saja”

Gua yang Penuh Cinta

Kesanalah pikiran membawaku, pada sebuah jalan panjang dan gelap. Ditemani ketenangan, senyum syahdu hatiku. Lantas, henti pada rupa gua. Terang dan sangat menyegarkan titik jiwaku. Aroma yang penuh cinta. Anginnya basah,membawa sisa embun. Sungguh mengundangku untuk memejamkan mata. Aliran damai menyusuri di setiap tarikan nafas. Rapat dan lekat berpelukan. Aku akhiri,dengan menyandarkan diripadamu. 1 SepContinue reading “Gua yang Penuh Cinta”

Dua Ribu Tujuh Belas Mantan

Tiba-tiba di suatu pagi kita bertemu mataharidi pantai. Aku bersama teh hijau,kamu melengkapi diri dengan hangatnya kopiLalu kita bertubruk dalam genangan cerita masa lalu Dua ribu tujuh belas, tahun yang kita paksa tertawakankarena ia menghilang. Dan aku menyelami sunyi“Kamu dimana,” pesanmu bertubi-tubi mampir di layarku Pagi itu menjadi panjang, tapi kita sama-sama tak tenang. Gentar,Continue reading “Dua Ribu Tujuh Belas Mantan”

Melipat Tahun

Duduk di pernafasan ke tujuhaku bergegas melipat tahun di hadapanku,aku terpejamnafas datarhati menari, menawan Menahan alirannyadi hitungan ke sebelaskutarik garissampai ke ujung pipidi sambut alis menepi dahikulipat-lipat lagitahun yang siap berganti Aku digiring dalam sadarmenghembuskan getaran,nafas makin menjauhi mulutmendesistubuhku terbang ringanmendapati pesona tahun yang terlipatbaru dan rapi Ni Made Wawia30 Nov 2021

Aku Marah

Kemarahanku adalah api yang kukenal,serupa petunjuk barayang melipat-lipat duniaSedemikian aku telah mengenalinya, memberinya satu telapak tanganbertahun-tahun Kemarahanku adalah sebentuk kamuyang tak sujudyang tak juga membasuh diriyang  hanya berteman dengan sepi,hanya sepiberhari-hari Kemarahanku adalah sedetik senyapdi satu telapak tangan yang lainmenutup rekatpenuhsebentuk wajahkuberminggu-minggu 23 Nov 2021Wawia Ni Made